Selasa, 02 Desember 2014

Ahmad Abdurrahman Al-Banna

0 komentar

New Picture (2) Orang-orang pergerakan mengenal baik Hasan al-Banna, pemimpin dan pendiri ikhwanul muslimin di Mesir, yang kematiannya masih bisa menyulut semangat para pemuda dari berbagai generasi sesudahnya. Itulah sosok laki-laki yang menginspirasi banyak orang diberbagai negara, dan membawa kaum muslimin memasuki abad pergerakan dan organisasi-organisasi Islam. Ide-ide beliau memang menimbulkan pro dan kontra, namun, kita tinggalkan dulu pro kontra itu, sebab ada sisi lain dari Syaikh Hasan Al-Banna yang sejalan dengan tema kita, yaitu tentang ayahnya. Beliau adalah al-Muhadits Ahmad Abdurrahman al-Banna as-Sa'ati rahimahullahu, penulis Fathul Rabani Li Tartib Musnad Imam Ahmad bin Hambal asy-Syaibani. Wafat tahun 1958 M.

Syaikh Ahmad Abdurrahman al-Banna ini lebih dikenal dengan kesungguhannya dalam meneliti hadits dibanding anaknya. Selain Musnad Ahmad beliau juga meneliti dan menyusun kembali : Musnad Imam Syafii, Musnad Ath-Thayalisi, Musnad Abu Hanifah dan lainnya. Semua karyanya membutuhkan ketelitian dan keuletan, apakah ini berhubungan dengan pekerjaannya?. Uniknya ia memiliki kesamaan dengan Syaikh Al-Albani rahimahullahu yaitu sama-sama tukang memperbaiki jam. Dan julukan “as-Sa’ati” kepada beliau adalah karena pekerjaannya ini.

Selain hadits, beliau juga dikenal sebagai ahli fiqh mazhab Hambali, sehingga beliau dikenal dengannya. Akan tetapi beliau tidak jumud, buktinya anak-anaknya ia sekolahkan ke berbagai madrasah dengan mazhab yang berbeda-beda.

Beberapa orang mengatakan kepadaku, kalau sang anak yaitu Hasan al-Banna rahimahullahu meriwayatkan dari Syaikh Abdul Hayy al-Katani lewat perantaraan ayahnya. Dan telah meriwayatkan darinya Syaikh Salim bin Jundan. Namun kami belum meneliti kebenaran kabar ini. Hanya saja sudah dikenal kalau ayahnya, Syaikh Ahmad al-Banna memang meriwayatkan dari Syaikh Abdul Hay al-Katani, juga dari Mufti Muhammad bin Sayyid Sa'ad al-Iraqi, dan Syaikh Muhammad Badruddin al-Hasani. Sebagai tambahan, dalam ijazahnya untuk Mufti Eritrea Syaikh Ibrahim bin Mukhtar bin Ahmad, Syaikh As-Sa’ati hanya menyebutkan dua guru saja, tanpa Syaikh al-Katani sehingga sebagian orang tawaquf atas kabar riwayat beliau dari Syaikh al-Katani.

Kata beliau,

…مما أجازني به شيخ العلماء ومفتي الفرات محمد ابن السيد سعيد ابن السيد أحمد العرفي الحسني ، فبعضه قراءة وبعضه سماعا وبعضه بالإجازة العامة. كما أجازني بذلك مفتي الديار الشامية السيد محمد بدر الدين الحسني ، عن السيد أبي الخير الخطيب ، عن الشيخ عبدالرحمن الكزبري صاحب الثبت الشهير ، عن والده محمد ، عن أحمد ابن محمد الحنبلي حفيد أبي المواهب ، عن جده أبي المواهب ، عن والده عبدالباقي ، عن عمر القاري ، عن البدر الغزي ، عن القاضي زكريا الأنصاري ، عن عبدالرحيم ابن محمد الحنفي ، عن أبي العباس أحمد الخوجي ، عن زينب ابن مكي ، عن حنبل الرصافي ، عن هبة الله الشيباني ، عن الحسين التميمي ، عن أبي بكر القطيعي ، عن عبدالله ابن أحمد ، عن والده الإمام أحمد أبن حنبل رحمهم الله تعالى

“… (ijazah ammah dan khusus bagi musnad Ahmad) dengan apa-apa yang telah memberi ijazah kepada saya Syaikh Ulama dan Mufti Irak Muhammad ibn As-Sayyid Sa’id Ibn As-Sayyid Ahmad al-Iraqi al-Hasani sebagiannya bacaan, sebagiannya sama’ dan sebagiannya ijazah ammah. Sebagaimana pula memberi ijazah kepada saya Mufti Negeri Syam as-Sayyid Muhammad Badruddin al-Hasani (yang meriwayatkan) dari as-Sayyid Abu Khair al-Khathib dari Abdurrahman al-Kuzbari penulis tsabat terkenal. Dari Bapaknya Muhammad dari Ahmad Ibn Muhammad al-Hanbali cucu Abi al-Muwahib dari kakeknya Abi Muwahib dari bapaknya Abdul Baqi dari Umar al-Qari dari Al-Badr al-Ghazi dari Qadhi Zakaria al-Anshori dari Abdurrahman ibi Muhammad al-Hanafi dari Abil Abbas Ahmad al-Khauzi dari Zainab binti Maki dari Hanbal ar-Rashafi dari Hibatullah asy-Syaibani dari al-Husain at-Tamimi dari Abu Bakr al-Qathi’i dari Abdullah Ibn Ahmad dari Bapaknya Imam Ahmad Ibn Hambal rahimahullahu Ta’ala… ”.

Dan seterusnya tanpa menyebutkan Syaikh Abdul Hay al-Katani rahimahullahu.

Diantara yang mendapat ijazah darinya : Syaikh Muhammad Zaki Ibrahim, Syaikh Syaikh Muhadits Sulaiman bin Abdurahman Ash-Shani' al-Makki, dan Syaikh Ibrahim bin Mukhtar bin Ahmad. Sebagian orang mengatakan bahwa Syaikh Abdul Fatah Abu Ghadah meriwayatkan juga darinya, wallahu’allam.

Untuk tersambung kepada beliau, bisa melalui :

1. Syaikh Dr. Yusuf al-Mar’asyali dari Muhammad Zaki Ibrahim darinya.

2. Syaikh Abdullah bin Ubaid dari Abdurrahman bin Faris dari Sulaiman ash-Shani’ darinya.

Atau Syaikh Muhammad Zayad Tuklah, Syaikh Prof. Dr. Majid bin Ahmad ad-Darwisy dan lainnya dari Abdul Fatah Abu Ghadah darinya. [as-Surianji].

Leave a Reply

Mohon berkomentar dengan santun

Labels