Kamis, 27 November 2014

Syaikh Abdul Aziz bin Baz

0 komentar

Ijazah hadits beliau dari guru-gurunya diungkap dalam kitab “Silsilah Mualafat wa Rasail Samahat asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz no. 57”. Dari kitab ini, diketahui bahwa beliau memiliki sedikitnya dua guru dalam ijazah ammah, yaitu:

New Picture (12)

Pertama, dari Syaikh al-Muhadits Haramain Abdul Haq bin Abdul Wahid al-Hasyimi al-Umari al-Hindi[1] (w. 1392 H), pengajar di Masjidil Harom dan Darul Hadits Khairiyah Mekkah asal India, ayah kepada al-Muhadits Abu Thurab adz-Dzahiri dan al-Musnid Abdul Wakil al-Hasyimi. Al-Hasyimi bukanlah nisbah kepada Bani Hasyim melainkan kepada salah satu leluhurnya yang bernama Hasyim, adapun nasab beliau tersambung kepada Umar bin Khathab radhiyallahu’anhu atau dikenal dengan al-Umari.

Syaikh Abdul Haq memberi Syaikh Bin Baz ijazah ammah untuk semua yang sah diriwayatkan darinya dengan ijazah tertulis yang lumayan panjang, sebelumnya sempat Syaikh Bin Baz membacakan beberapa hadits kepada gurunya ini. Syaikh Abdul Haq memiliki tsabat yang disebut Tsabat al-Kabir[2], dan apa yang dituliskan kepada Syaikh Bin Baz adalah ringkasan dari Tsabatnya tersebut. Disana disebutkan nama-nama gurunya dan sejumlah pendengaran dan bacaannnya kepada mereka, seperti kepada Syaikh Ahmad bin Abdullah al-Baghdadi, Syaikh Abu Wafa’ al-Amritsari, Syaikh Abu Sa’id Husein al-Batalwi dan lainnya banyak sekali.

New Picture (13)

Photo : Ijazah Syaikh Bin Baaz dari Syaikh Abdul Haq al-Hasyimi

New Picture (14)

Kedua, Syaikh al-Allamah al-Mufti Muhammad Syafi’ bin Muhammad Yasin al-Utsmani al-Hindi (1314-1397 H), Mufti Pakistan, diantara murid dari Syaikh Anwar Syah al-Kasymiri penulis Faidhul Baari dan juga bapak dari mufti Pakistan saat ini, mujiz kami Syaikh Muhammad Rafi’ Utsmani. Syaikh Bin Baaz meminta beliau mengijazahinya ammah, dan beliau mengabulkannya permintaan itu.

Syaikh Muhammad Syafi Utsmani ini memiliki ahlak yang tinggi lebih mengikuti dalil dan tidak ta’ashub kepada mazhab hanafi, dimana kebanyakan ulama di negerinya bermazhab hanafi. Beliau berkata tentang Syaikh Bin Baaz rahimahullahu, “Beliau ‘alim jayyid, mukhlis, sangat menguasai berbagai macam ilmu”.

Dalam ijazahnya beliau berkata:

“Aku meriwayatkan Shahih Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhori dari hafizh zamannya Syaikh al-‘Ajl as-Sayyid Muhammad Anwar Syah al-Kasymiri, dibacakan kepadanya sedangkan saya mendengarnya. Beliau meriwayatkan dari Syaikh al-Hind Maulana Mahmud Hasan … dan seterusnya“.

New Picture (15)

Photo : Ijazah Syaikh Bin Baaz dari Syaikh Muhammad Syafi’

Selain dengan kedua Syaikh diatas, Syaikh Bin Baz dikenal berguru kepada Mufti Saudi sebelumnya, Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh, juga kepada Syaikh Sa’ad bin Atiq dan Syaikh Hamad bin Faris. Beliau membacakan kepada mereka beberapa kitab, terutama kitab-kitab karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Namun tidak diketahui apakah beliau mendapatkan ijazah ammah dari mereka atau tidak. Ijazah ammah ini berguna ketika kita meriwayatkan apa-apa yang tidak melalui penyema’an atau pembacaan, atau apa-apa yang kurang dari keduanya. Seperti yang dinukilkan oleh Abu Bakar Ibnu Khair Al-Isybily di mukaddimah kitab “Fihrisit”nya halaman 15-16 ,”Ketahuilah oleh kalian semua rahimakumulloh bahwa ijazah adalah perkara yang mendesak dalam periwayatan yang dengannya sesuatu menjadi sempurna, jika tidak maka dia adalah sesuatu yang kurang, dan kekurangannya itu suatu kemestian. Telah mengkabarkan kepada kami Abu Muhammad Ibnu ‘Itaab dari bapaknya Abu Abdillah dan beliau termasuk orang yang perhatian, hati-hati dan begitu teliti dalam periwayatan, beliau berucap, “Tidak mencukupi bagi para penuntut hadits tanpa ijazah, untuk apa-apa yang telah dia dengar dari seorang muhaddits, atau apa yang telah ia perlihatkan kepadanya, atau apa yang ia telah mendengarnya dari orang yang memperlihatkannya kepadanya, sebab bisa saja ada terdapat kelupaan, kantuk, tertinggal, tertukar dan terganti dengan yang lain yang dilakukan oleh keduanya atau salah seorang dari mereka berdua. Maka jika seorang muhaddits: dia yang membacakannya dengan lafadznya sendiri, bisa jadi datang lupa pada pihak yang mendengarnya, hilang apa yang telah dibacakan itu, atau jika yang lain yang membacakannya maka bisa jadi menimpa kelupaan itu kepada yang membacakannya kepadanya. Namun, jika digabungkan antara ijazah dengan pendengaran atau penyerahan hadits tadi, maka sebuah ijazah bisa menambal apa yang terjadi dari berbagai bencana tersebut”.

Murid Beliau Dalam Riwayah

Adapun yang meriwayatkan dari Syaikh Bin Baz dari jalan ijazah ammah adalah Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullahu setelah berguru kepadanya sangat lama, dan penulis tidak mengetahui ada selain dari beliau. Namun melalui haq as-sama’ beberapa kitab, beberapa muridnya meriwayatkan melalui beliau. Diantaranya guru kami, Syaikh Badr Thami al-Utaibi yang membaca secara kamil kepadanya kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab yang mana Syaikh Bin Baz membacanya secara kamil kepada Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh yang meriwayatkan dari Syaikh Sa’ad bin Atiq dan seterusnya muntasil dengan sama’i sampai Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullahu. [as-Surianji].

 


[1] Biografi beliau bisa merujuk : al-Iqdul Nurani Tsabat Syaikh Abdul Aziz az-Zahrani hal. 10, Natsr al-Jawahir hal. 633-634, Muqadimah kitab Adatu al-Imam Bukhari fi Shahihi hal 20-40, Hadi as-Saari hal 180-183 dan lainnya.

[2] Telah dicetak dengan tahqiq guru kami, Syaikh Badr Thami al-Uthaibi hafizahullahu.

Leave a Reply

Mohon berkomentar dengan santun

Labels